Senin, 22 Maret 2010

JURNAL KULIAN KE-1 TANGGAL 9 MARET 2010

PENGERTIAN DAN OBJEK SOSIOLOGI
Istilah SOSIOLOGI berasal dari Auguste Comte dalam bukunya “Course de Philosophie Positive”. Secara harfiah, sosiologi berasal dari dua kata, yaitu
-socius yang berarti teman atau kawan(dapat juga diartikan sebagai pergaulan hidup manusia atau masyarakat)
-logos yang berarti ilmu.

Objek materi dari sosiologi adalah kehidupan social manusia dan gejala serta proses hubungan antar manusia yang mempengaruhi kesatuan hidup manusia.

Objek formal dari sosiologi adalah :
Pengertian terhadap lingkungan social manusia dalam kehidupan sehari-hari
Meningkatkan kehidupan masyarakat yang serasi
Meningkatkan kerjasama antar manusia

POKOK KAJIAN SOSIOLOGI
Menurut Pitirim Sorokin adalah hubungan timbal balik aneka gejala social, hubungan timbal balik gejala social dengan nonsosial.
Menurut Roucek &Warren adalah hubungan antar manusia di dalam kelompok.
Menurut S.Soemardjan & S.Soemardi adalah struktur social dan proses social.
Menurut Ogburn & Nimkoff adalah interaksi social dan hasilnya.
Menurut van Doorn & Lammers adalah struktur dan proses kemasyarakatan yang stabil.
Menurut Soerjono Soekanto adalah hubungan antar manusia, proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.

STRUKTUR DAN PROSES SOSIAL
Struktur social adalah keseluruhan jalinan unsure-unsur social yang pokok (norma-norma social, lembaga-lembaga social, kelompok-kelompok social, dan lapisan-lapisan social). Ini dikatakan sebagai sosiologi statis oleh Auguste Comte.
Proses social adalah Pengaruh timbal balik pelbagai segi kehidupan bersama (ekonomi-politik, hukum-agama, dst). Ini yang dikatakan Auguste Comte sebagai sosiologi dinamis.
Proses social dapat terjadi karena adanya interaksi social.
Yang dimaksud dengan interaksi social adalah hubungan-hubungan dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok dalam bentuk kerja sama, persaingan, ataupun pertikaian.
Suatu interaksi social dapat terjadi apabila memenuhi dua syrat, yaitu adanya kontak social dan adanya komunikasi.
Kontak social merupakan aksi individu atau kelompok dalam bentuk isyarat yang memiliki makna bagi si pelaku, dan si penerima membalas aksi itu dengan reaksi.
Komunikasi adalah suatu proses saling memberikan tafsiran kepada atau dari pelaku pihak lain dan melalui tafsiran itu lalu seseorang mewujudkan perilaku sebagai reaksi sebagai maksud/pesan yang ingin disampaikan oleh pihak lain itu.
Kontak tanpa komunikasi tidak mempunyai arti, kontak lebih ditekankan pada orang atau kelompok yang berinteraksi, sedangkan pada komunikasi yang dipentingkan adalah pemrosesan pesan.. Untuk terjadinya interaksi yang bermakna, maka komunikasi merupakan salah satu syarat, selain adanya kontak. Dengan kata lain, suatu kontak dapat terjadi namun tidak akan menimbulkan interaksi social yang berarti tanpa disertai adanya proses komunikasi, dimana orang yang saling berinteraksi menyampaikan perasaan, sikap untuk saling diketahui.
Komunikasi dapat bersifat positif dan negative. Komunikasi akan menghasilkan kerjasama (positif) bila masing-masing pihak memahami maksud dan tujuan pihak lain. Sedangkan komunikasi dapat bersifat negative apabila kedua belah pihak tidak saling memahami maksud dan tujuan.

Berlangsungnya suatu interaksi didasarkan pada beberapa factor, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati.
o Imitasi adalah proses belajar dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain.
o Sugesti adalah cara pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang.
o Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Identifikasi lebih mendalam dibandingkan dengan imitasi. Proses identifikasi dapat membentuk kepribadian seseorang.
o Simpati adalah perasaan ‘tertarik’ yang timbul dalam diri seseorang dan membuatnya seolah-olah merasa berada dalam keadaan lain.

Interaksi social dapat berupa asosiatif (+) dan disasosiatif (-). Proses asosiatif adalah proses yang cenderung untuk bersatu/rukun dan meningkatkan solidaritas anggota kelompok, seperti bekerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi. Proses disasosiatif adalah proses yang cenderung kea rah perpecahandan meregangkan solidaritas anggota kelompok, seperti persaingan (kompetisi) dan pertentangan (konflik).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar