Senin, 22 Maret 2010

JURNAL KULIAH KE-2 TANGGAL 25 MARET 2010

FAKTA SOSIAL DAN TINDAKAN SOSIAL
Apabila saya atau kelompok berbuat karena dipengaruhi, maka ini merupakan fakta social. Perbuatan dipengaruhi ini dikatakan sebagai fakta social karena perbuatannya seolah-olah hanya menerima.
Apabila saya atau kelompok berbuat untuk mempengaruhi, maka dikatakan tindakan social.
Pada dasarnya anak kecil labih cenderung melakukan fakta social, karena anak-anak sedang dalam proses imitasi/meniru. Semakin dewasa makan perbuatan yang dilakukan lebih kea rah tindakan social, yaitu untuk mempengaruhi.

FAKTA SOSIAL
Emile Durkheim melakukan penelitian mengenai fakta social. Dalam The Division of Labor in Society, Durkheim mengungkapkan pembagian jenis-jenis pekerjaan (spesialisasi) seperti di bidang politik, ekonomi, hukum, kesenian, dll, adalah di luar kehendak individu. Jadi manusia individual tinggal mengikutinya sebagai fakta social. Sebagai contoh, pada saat mendaftar kuliah, kita hanya bisa memilih jurusan yang sudah ada, seperti ekonomi, hukum, psikologi, dll. Kita tidak bisa mendaftar untuk jurusan yang belum dibuat, seperti jurusan ilmu perdukunan. Maka pemilihan jurusan ini sebagai fakta social, kita dipengaruhi oleh jurusan yang ada.
Dalam Suicide, Durkheim mengungkap persoalan bunuh diri yang terkait dengan kekuatan-kekuatan di luar pelaku yang mengendalikannya. Jadi bunuh diri di sini merupakan contoh fakta social karena orang melakukan bunuh diri karena dipengaruhi oleh kekuatan di luar dirinya. Beberapa jenis bunuh diri yang diungkap Durkheim adalah:
- jenis “altruistic suicide”, terjadi pada anggota kelompok masyarakat yang integrative. Misalnya pada kasus Bom Bali. Orang yang melakukan bom bunuh diri ini melakukan bunuh diri karena beranggapan akan dianggap sebagai pahlawan atau berpikir akan masuk surga.
- Jenis “egoistic suicide”, terjadi pada anggota kelompok masyarakat yang disintegratif (masa krisis). Jenis bunuh diri ini biasanya terjadi karena ada masa kekacauan. Misalnya orang yang bunuh diri karena adanya resesi.
- Jenis “anomic suicide” terjadi pada individu yang anggota kelompok masyarakat yang kehilangan perhatian kelompoknya. Misalnya, seorang anak yang mendapatkan tekanan dari keluarganya pada saat ujian, tapi ternyata anak tersebut tidak lulus dan keluarganya menumpahkan kekcewaannya pada anak itu. Maka anak itu melakukan bunuh diri.

SOLIDARITAS SOSIAL
Fakta social berupa pengaruh eksternal pada hakikatnya terdiri dari nilai dan norma (yang mengajarkan manusia untuk hidup teratur dan terstruktur). Kehidupan social manusia dan eksistensi keteraturan social dalam masyarakat itulah yang disebut solidaritas social. Solidaritas social ini yang merekatkan masyarakat, sedangkan yang menjaganya adalah norma social. Ada dua jenis solidaritas social, yaitu mekanis dan organis.
MEKANIS = Fakta social lebih kuat berpengaruh, biasanya pada masyarakat kurang modern. Ciri-cirinya :
1. Pembagian kerja rendah (ketergantungan antar profesi rendah). Misalnya pada daerah yang belum maju, pembuatan tas dari proses membuat pola, menjahit, pemasangan kancing dilakukan oleh satu orang saja sehingga ketergantungan antar profesi rendah.
2. Kasadaran kolektif kuat (tradisi)
3. Didominasi hukum represif, hal ini karena adanya system komando. Misalnya yang memgang kekuasaan adalah kepala adat
4. Individualitas rendah.
5. consensus terhadap pola normative
6. Keterlibatan masa dalam penghukuman. Misalnya di suatu desa, apabila ada yang menuuri ayam, yang menghakimi adalah masa secara bersama-sama.
7. Primitif pedesaan
Contoh : perilaku bunuh diri altruistic.
ORGANIS = pada masyarakat yang lebih modern. Ciri-cirinya adalah :
1. Pembagian kerja tinggi (ketergantungan profesi tinggi).Misal : di pabrik tas ada bagian pembuat pola, pemasangan kancing yang dilakukan oleh bagian yang berbeda. Apabila salah satu bagian tidak ada, maka sulit untuk bagian lain menyelesaikan pembuatan tas. Maka disini mencerminkan adanya ketergantungan yang tinggi antar profesi.
2. Kesadaran kolektif rendah (spesialisasi).
3. Dominasi hukum resitutif (menyembuhkan/memulihkan)
4. Individualitas tinggi
5. Konsensus pada nilai abstrak
6. Penghukuman hanya oleh badan formil, tidak seperti pada cirri mekanis yang penghukumannya oleh massa, pada cirri yang organis massa tidak mempunyai kewenangan untuk menghukum atau main hakim sendiri. Misalnya yang boleh menilang adalah Polisi Lalu Lintas.
7. Industri perkotaan
Contoh : Perilaku bunuh diri egois dan anomis.

TINDAKAN SOSIAL
Tindakan social adalah perilaku manusia yang dijalankan karena terkait dengan orang lain. Contoh : bunuh diri karena putus cinta dan dilakukan untuk “menghukum” bekas pacar. Perilaku ini dikatakan sebagai tindakan social karena dilakukan untuk mempengaruhi pacarnya, misalnya dengan mengatakan bahwa ia akan bunuh diri dan menghantui pacarnya sehingga pacarnya merasa ketakutan dan merasa bersalah.
Menurut Max Weber, ada 4 tipe tindakan social, yaitu :
Tradisional = saya melakukan ini karena saya selalu melakukannya (sudah menjadi tradisi/kebiasaan). Misalnya ada orang yang menulis dengan tangan kiri karena sudah menjadi kebiasaan dari kecil.
Afektif = karena apa boleh buat, saya harus lakukan! (karena merupakan jalan satu-satunya). Misalnya orang yang terjun ke dalam sungai ketika dikejar oleh sekawanan perampok karena hanya dengan melompat satu-satunya jalan agar ia bisa meloloskan diri.
Rasionalitas nilai = karena setahu saya yang paling baik adalah melakukan ini (berorientasi nilai). Misalnya orang yang rajin berolahraga karena olahraga itu baik untuk kesehatan.
Rasionalitas instrumental = karena yang paling efisien untuk mencapai tujuan adalah dengan cara ini (berorientasi tujuan). Misalnya mengadakan pertunjukan musik untuk menggalang dana karena dengan cara ini yang merupakan cara paling efektif.
Suatu tindakan social dapat mencerminkan salah satu tipe di atas atau bahkan mencerminkan keseluruhan tipe tersebut.

Dalam masyarakat ada ketidaksetaraan antar kelas, kelas yang lebih tinggi mendominasi kelas yang lebih rendah. Ada kemungkinan suatu tindakan social dilakukan oleh orang yang berada pada kelas yang lebih tinggi, sedangkan perbuatan orang yang berada pada kelas lebih rendah merupakan fakta social. Jadi keadaan orang yang dipengaruhi itu karena keadaan, walaupun sebenarnya orang tersebut ingin melakukan sesuatu yang bersifat mempengaruhi namun karena kelasnya tidak bisa mendominasi.
Dominasi (kekuasaan) tidak selalu merugikan. Dominasi yang diakui adalah kewenangan (otoritas).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar